Sabtu, 08 Mei 2010

Strategi Mewujudkan Guru yang Profesional

Jika kita berbicara profesionalisme guru di negara kita, dapatlah disampaikan bahwa sebagian masih menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
  1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total (Ini bisa disebabkan karena terkait dengan masalah kesejahteraan guru)
  2. Masih ditemukan kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi guru rendah.
  3. PGRI sebagai organisasi profesi yang berperan untuk meningkatkan profesionalisme guru masih belum berfungsi secara optimal
  4. Data yang disampaikan Podjinoegroho menunjukkan bahwa yang tidak layak mengajar dan menjadi guru adalah 912.505, terdiri dari 605.217 guru SD, 167.643 guru SMP, 75.684 guru SMA dan 63.961 guru SMK. Kompas 9 Desember 2005 menyebutkan tercatat 15% guru mengajar tidak sesuai dengan keahlian atau bidangnya. Disamping itu, masih banyak guru yang tidak memiliki jiwa kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pelajaran, merasa cukup dengan ilmu yang telah dimiliki dan merasa sudah hafal materi yang akan disampaikan.
Hal yang demikian tentunya menggelitik kita untuk berfikir, strategi apa yang bisa kita pilih untuk mewujudkan guru yang profesional.

Nah, saudara tentunya boleh, bahkan sangat diharapkan bisa memberikan kontribusi berupa pemikiran untuk menemukan strategi yang bisa mengatasi hal-hal di atas.

Silahkan saudara sampaikan pendapatnya, (tetapi tidak boleh lebih dari dua halaman) tentang hal-hal di bawah ini,
  1. Waktu bekerja
  2. Sekolah
  3. Organisasi profesi atau assosiasi profesi
  4. kode etik guru
  5. Multi kegiatan yang perlu diintensifkan (disini saya membaca kurang lebih ada 15 jenis kegiatan). Coba saudara renungkan !
  6. Kualifikasi akademik

Sebagai wacana di Amerika Serikat, ada beberapa model strategi yaitu :
  1. Model mentoring, yaitu para praktisi atau guru yang berpengalaman merilis pengetahuannya atau memberikan mentor kepada guru yang kurang berpengalaman.
  2. Model praktek (terapan), yaitu dengan melakukan penelitian yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan praktis.
  3. Model inkuiri, yaitu para guru diharuskan aktif menjadi peneliti, aktif membaca, bertukar pendapat, melakukan observasi, menganalisis kritis dan merefleksikan pengalaman praktis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar